Kamis, 19 Juni 2014

Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

PENGERTIAN

Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana, di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandangan dan oleh tangan manusia. Pengetahuan dibagi 2, yaitu:
1. Indrawi Lahir / Indrawi Luar
: Yaitu jika seseorang itu mencapainya secara langsung setiap kenyataan yang mengelilinginya

2. Indrawi Batin / Indrawi Dalam
: Ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayalan, baik yang tidak ada lagi maupun yang belum pernah ada bahkan yang belum terlihat jangkauan.

Meskipun pengetahuan menyerupai kesadaran namun tidak ada persesuaian yang sempurna antara pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan adalah kegiatan yang menjadikan suatu realitas menjadi kurang lebih dinyatakan. Pengetahuan lebih merupakan hubungan subjek dengan objek yang berbeda darinya. Inti kesadarannya adalah kegiatan yang menjadi bersamaan waktu subjek mengetahui suatu realitas, subjek mengenal dirinya yang sedang mengetahui realitas itu


PENGERTIAN

Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam 

Intelligence adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi


AFEKTIVITAS 

Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika. Afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya.
Pengetahuan eksistensial mempunyai sifat sebagai kepastian bebas dan memberi alasan untuk percaya bahwa kebebasan manusia tidak pernah absen dari penegasan intelektual mengenai adanya afektivitas dalam alam pengetahuannya. Cinta (disebut afektivitas positif) atau benci (disebut afektivitas negatif) dapat menjadi dasar penentuan bagi suatu tindakan kognitif. 




Afektivitas adalah satu dari unsur-unsur pokok dasariah dari cara berada manusia di dunia. dan satu dari dimensi-dimensi esensial roh manusia. 



KEBEBASAN


Gagasan kebebasan semacam ini selalu aktual dalam hidup manusia selain karena kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia, juga karena kebebasan itu dalam kenyataannya merupakan suatu yang bersifat "fragile"; kebebasan bersifat sensitif dan rapuh. Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya.

Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu kebebasan fisik, kebebasan moral dan kebebasan psikologis.
Kebebasan fisik menurut Louis Leahy adalah ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material.
Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan dan kemungkinan untuk memilih pelbagai alternatif. Yang men-ciri-khas-kan kemampuan itu adalah adanya kehendak bebas. Karena itulah Louis Leahy mengidentikkan kebebasan psikologis dengan kebebasan untuk memilih atau kebebasan berkehendak.



REFERENSI
Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom - http://binusmaya.binus.ac.id

Tanggal 19 Juni 2014_ Pukul 16:01 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar